Profil Coffee Toffee

Profil PT Coffee Toffee Indonesia

Nama Brand                : COFFEE TOFFEE (YES I DRINK INDONESIAN COFFEE)
Tahun Berdiri             : 2006
Badan Hukum             : PT.Coffee Toffee Indonesia
Pemilik                        : Odi Anindito
Jumlah Outlet              : 145
Minimal Investasi        : Rp.700.000.000,-
Franchise Fee              : Rp.150.000.000,-
Royalty                       : 5%
Modal awal                 :Rp. 5.000.000,-

VISI
Menjadikan dream coffee cafe sebagai coffee brand life style terdepan di Indonesia dan sebagai wadah untuk meraih mimpi.

MISI
1.      Menyediakan coffee yang berkualitas
2.      Menyediakan tempat yang nyaman untuk berkumpul dan bersantai
3.      Menempatkan pelanggan sebagai prioritas
4.      Memberikan pelayanan yang prima dan unggul dalam penyajian
5.      Memotivasi karyawan dalam meraih mimpi
Bisnis Coffee Toffee bermula  ketika Odi Anindito, pulang dari Melbourne, Australia, tempat dia bersekolah pada 2005. Di Negeri Kanguru itu Odi baru tahu tentang hebatnya kopi Indonesia. Pengetahuan tentang kopi diperolehnya saat bekerja paruh waktu di kedai kopi setempat. Kopi yang disajikan kepada konsumennya ternyata sebagian berasal dari Indonesia.
Coffee Toffee ia dirikan pertama kali pada akhir tahun 2005 bersama istrinya. Pada awalnya , Coffee Toffee hanya sebuah  kios kecil yang diperuntukan untuk tempat berkumpul kalangan sendiri, teman dan rekan-rekan dekat saja.
Seiring dengan berjalannya waktu, dari sering bertemu dan dari omongan mulut ke mulut ternyata sambutan pasar terhadap produk dan konsep yang ditawarkan cukup bagus. Berbekal hal tersebut, maka di tahun 2006 Odi menambah dua gerai  Coffee Toffee di Surabaya. Namun sayang sekali saat masuk ke tahun 2007 outlet atau Coffe Booth yang dibuka tersebut hanya berjalan beberapa bulan karena sepi dan condong merugi. Usaha kopi yang ia rintis dengan modal awal sekitar 5 juta bersama dengan sang istri tercinta tersebut pun terpaksa ia tutup. .
Selanjutnya perjalanan Coffee Toffee sebagai salah satu franchise yang paling banyak dikenal memang tak semulus yang  diperkirakan orang. Dengan modal nekat Odi mulai meracik kopi sendiri di halaman sebuah toko jalan Mampang Prapatan Jakarta bersama rekan seperjuangannya Ahmad Zai. Sebuah alat coffee maker membuat mereka kebingungan karena rasa kopinya belum sesuai dengan keinginan. Minuman kopi mulai mereka pelajari secara intensif dan seiring waktu mereka mulai agresif mengembangkan berbagai menu yang diterima umum. Baru-baru ini Odi baru saja menimba ilmu kopi di Institute Coffee Research Indonesia (ICRI), Jember sekaligus aktif di organisasi Asosiasi Kopi Spesial Indonesia (AKSI) dan menjadi juri Indonesia Barista Competition. 

Biaya untuk memulai waralaba Coffe Toffee sebesar 200 juta dan belum termasuk biaya sewa lokasi. Dengan harga yang relatif tinggi saja dana masa franchise lima tahun, Coffee Toffee  sudah meraih seratusan mitra bisnis yang tersebar di berbagai daerah dan mereka akan terus berekspansi dengan meningkatkan kualitas peralatan mesin kopinya. Coffee Toffee telah tersebar di Pulau Jawa, Jakarta, Kalimantan dan Sulawesi, dengan omzet miliaran rupiah setiap bulannya. Tak heran jika kemudian Coffee Toffee kini dapat disejajarkan dengan brand kedai kopi Internasional seperti Starbucks dan Coffee Bean.

Comments

Popular posts from this blog

Tiga pertanyaan tentang: Penetapan Harga Produk

Tiga pertanyaan tentang: Segmenting, Targeting dan Positioning

10 soal tentang jamur dan protista beserta pembahasannya