Batas Puisi Mati, (Puisi)

Batas Puisi Mati

puisi telah lama pergi dari mimpi ketika angin tiba-tiba membeku di  kursi taman. Kata-kata menguap, menggantung ditiap baitnya.
Kau bilang kepergian itu fana, hingga tak apa jadinya jika kita tidak saling menyapa.
Sejak itu, kubayangkan seberapa jauhnya tonggak jarak mu kan menusukku.

Hingga akhirnya angin berbisik di telingaku
Sebuah kata yang tak mampu aku bendung sekali lagi; Rindu

Rindu-rinduku telah koyak
Sekoyak puisi-puisiku yang hancur oleh rembesan air yang mengalir dipipiku
Sepatah-patahnya hati seorang juliet yang di tinggal mati oleh romeonya hingga akhirnya dia sendiri membelati hidupnya

Dan kini, di batas sajak  ini, semoga Tuhan berbaik hati, memgizinkanku memelukmu sekali lagi

Made in Jakarta-Jogja, 11 Oktober 2016
Collaboration from Ajeng Laraswati dan Putri Maulita

Comments

Popular posts from this blog

Tiga pertanyaan tentang: Penetapan Harga Produk

Tiga pertanyaan tentang: Segmenting, Targeting dan Positioning

10 soal tentang jamur dan protista beserta pembahasannya